KEDIRI,KLALORONGMISTERI.COM – Dalam tradisi Jawa, nama besar Jayabaya tercatat dalam ingatan masyarakat Jawa. Sehingga namanya muncul dalam kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam atau sesudahnya sebagai Prabu Jayabaya.tentang Jayabaya adalah Babat Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa, Petilasan atau suatu tempat yang pernah disinggahi atau tempat beristirahat (dalam pengembaraan) yang relatif lama.
terkait dengan legenda, tim klalorongmisteri.com melakukan napak tilas mengenai sejarah dan wujud fisik bangunan petilasan Sri Aji Jayabaya serta ritual yang di adakan di petilasan Sri Aji Jayabaya, Adapun tujuan napak tilas untuk mengetahui mengenai sejarah dan wujud fisik bangunan petilasan Sri Aji Jayabaya serta ritual yang di adakan di petilasan Sri Aji Jayabaya, sebagai salah satu warisan leluhur.
Berdasarkan latar belakang diatas tersebut, Juru kunci Mbh Sunardi ditemui tim dilokasi mengatakan, Bagaimana sejarah petilasan Sri Aji Jayabaya, yang dikenal dengan sebutan jangka Jayabaya semula hanya seonggok tanah bernisan, bersemak belukar dan batu-batu berserakan dibawah naungan sebuah pahon kemuning yang rindang. Bangunan terdiri dari 3 bangunan pokok, yaitu Loka Muksa atau tempat Jayabaya muksa, Loka Busana (Lambang tempat busana diletakkan sebelum muksa), serta Loka Mahkota (lambang tempat Mahkota diletakkan sebelum muksa)
Lanjut Mbh Sunardi, ia menambahkan, ada bangunan Sendang Tirto Kamandanu yang merupakan taman atau kolam berbentuk empat persegi panjang dengan pagar keliling transparan dan dilengkapi dengan empat buah patung dewa di ke empat sudutnya.
“Ritual atau kegiatan yang biasa dilakukan dalam petilasan antara lain diadakan do’a atau sembahyangan setiap hari malam Jum’at Legi, upacara ritual malam 1 suro, upacara Labuan Parang Kusumo yang diadakan pada tanggal 5 suro, serta pensucian pusaka pada tanggal 1 suro,” Tutur juru kunci Sinuwun Prabu Sri Aji Jayabaya yang turun ke tujuh
Dari keterangan data yang dihimpun, Kerajaan Kediri atau yang disebut Kerajaan Panjalu merupakan kerajaan yang bercorak Hindu, yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Sosok prabu Sri Aji Jayabaya yaitu beliau merupakan seorang raja yang pernah bertahta dikediri,dan beliau terkenal dengan ramalannya yang disebut dengan jangka Jayabaya. Keagungan yang dimiliki oleh prabu Sri Aji Jayabaya antara lain Raja Jayabaya memiliki gelar sang apanji.
Selain itu prabu Jayabaya juga terkenal akan ramalannya yang dikenal dengan serat jangka Jayabaya. Yang beberapa ramalan prabu Jayabaya antara lain : Tanah Jawa kalungan wesi artinya Pulau Jawa berkalung besi, Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang artinya Perahu berjalan di angkasa. Kali ilang kedhunge artinya Sungai kehilangan mata air.
Berdasarkan simpulan hasil yang dihimpun tim klalorongmisteri.com melalui Mbh Sunardi. “Untuk masyarakat pada khususnya masyarakat desa menang, Untuk tetap terus melestarikan serta merawat bangunan petilasan,yang diwariskan nenek moyang kepada kita, agar nantinya para generasi muda dan anak cucu kita juga bisa merawat dan melestarikan warisan tersebut.
Reporter : Bay Laksamana
Pelukis Gaib : Lutfa